Bisakah kita menghindari sering buang air kecil saat hamil?
Untuk mengurangi atau mencegah keluhan terkait sering buang air kecil, ibu hamil dapat mengikuti tips berikut ini:
Berhenti minum air sebelum tidurJika ibu hamil merasa tidak nyaman karena harus sering terbangun dan buang air kecil di malam hari, maka bisa mengurangi jumlah air yang diminum atau berhenti minum air putih 1 atau 2 jam sebelum tidur. Namun, pastikan asupan air putih Anda 8 hingga 12 gelas sehari. Tujuannya tentu saja untuk memperingatkan ibu hamil mengenai risiko dehidrasi saat hamil.
Hindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafeinSelain itu, ibu hamil juga sebaiknya mengurangi jumlah teh, kopi, soda, dan minuman berkafein lainnya. Pasalnya, kafein bisa menyebabkan tubuh lebih sering buang air kecil.
Latihlah senam KegelSelain sering buang air kecil, ibu hamil mungkin akan kesulitan menahan kencing saat usia kehamilannya memasuki trimester ketiga. Untuk mengatasi keluhan tersebut, ibu hamil bisa mencoba senam kegel.
Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk tidak terlalu sering buang air kecil. Pasalnya, kebiasaan menahan kencing bisa melemahkan otot dasar panggul ibu hamil sehingga sulit menahan kencing.
Halodoc, Jakarta – Ibu hamil jadi sering sekali bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil. Biasanya hal itu terjadi pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Bahkan saat tertawa atau batuk, air pipis juga terkadang bisa keluar dengan sendirinya. Perubahan fisik dan hormon yang terjadi dalam tubuh ibu hamil lah yang menyebabkan meningkatnya kebiasaan buang air kecil. Hal tersebut tidak bisa dihindari tapi ada cara untuk menyiasatinya lho.
Keinginan buang air kecil yang tinggi merupakan pertanda awal kehamilan. Hasrat tersebut akan sering datang pada trimester pertama, lalu menurun di trimester kedua, kemudian muncul lagi di trimester ketiga. Perubahan hormon yang terjadi karena kehamilan yang menyebabkan ibu menjadi sering ke toilet. Berikut penjelasannya:
Karena efek samping kehamilan tersebut cukup mengganggu aktivitas, maka ibu bisa menyiasatinya dengan cara berikut:
Jika terjadi kondisi yang tidak normal pada saat ibu buang air kecil, seperti rasa panas ketika pipis, urin beraroma tidak sedap dan warnanya keruh, atau ibu ingin pipis lagi padahal baru saja selesai menggunakan toilet, segera periksakan diri ke dokter, karena mungkin saja saluran kemih ibu terkena infeksi. Ibu hamil bisa membicarakan tentang kondisi kesehatannya kepada dokter, tanpa perlu keluar rumah, melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan chat untuk berdiskusi dan meminta saran kesehatan kapan saja. Ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.
Urine normal setiap orang amat bervariasi. Anda bisa saja buang air kecil hingga sepuluh kali sehari, dan ini masih terbilang wajar selama tidak ada keluhan apa pun. Namun, jika belakangan Anda merasa terlalu sering buang air kecil, mungkin ada faktor tertentu yang menjadi penyebab gangguan ini.
Dikenal pula sebagai poliuria, buang air terlalu sering dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebabnya terkadang bisa berasal dari penyakit kandung kemih atau penyakit tertentu yang memengaruhi pembentukan urine. Apa saja contohnya?
Sering Buang Air Kecil Saat Hamil? Begini Tipsnya!
Buang air kecil atau buang air kecil merupakan salah satu proses alami tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan racun, sisa atau sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari dalam tubuh. Normalnya, seseorang bisa buang air kecil sebanyak 6 hingga 8 kali dalam sehari.
Namun, ibu hamil mungkin akan merasa ingin buang air kecil lebih sering, hingga 10 kali sehari. Artinya, sebagian ibu hamil yang melakukan aktivitas di luar rumah sering kali menggunakan toilet umum.
Keluhan ini seringkali dapat muncul pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada malam hari, sehingga mengganggu waktu istirahat ibu hamil. Lalu apakah normal jika sering buang air kecil saat hamil?
Keluhan sering buang air kecil saat hamil sering terjadi pada ibu hamil, terutama saat kehamilan memasuki trimester ketiga. Keluhan tersebut seringkali disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Perubahan hormonal saat hamil menyebabkan tubuh ibu hamil memproduksi lebih banyak darah. Hal ini memungkinkan ginjal menyaring lebih banyak darah dan meningkatkan produksi urin. Peningkatan keluaran urin ini memungkinkan kandung kemih terisi lebih cepat dan mendorong ibu hamil untuk sering buang air kecil.
Selain itu, seiring dengan pertumbuhan janin dan bertambahnya usia kehamilan, rahim yang awalnya sebesar kepalan tangan akan semakin membesar seiring berjalannya waktu. Ukuran rahim yang semakin membesar akan memberikan tekanan pada kandung kemih sehingga menyebabkan ibu hamil merasa ingin sering buang air kecil.
Mengonsumsi obat-obatan diuretik
Konsumsi obat-obatan diuretik bertujuan untuk mengeluarkan air dan garam dari tubuh melalui urine. Obat-obatan ini umumnya diberikan kepada pasien hipertensi serta gagal jantung kongestif yang kerap menyebabkan penumpukan cairan pada tubuh.
Seperti ketika minum minuman berkafein, obat diuretik juga akan membuat Anda lebih sering kencing. Selain itu, efek samping lain yang mungkin muncul adalah pusing, sakit kepala, gejala dehidrasi, dan turunnya gula darah.
Penderita diabetes sering buang air kecil dengan jumlah banyak. Hal ini terjadi karena penderita diabetes mempunyai kadar gula darah yang tinggi. Ginjal berusaha keras menyaring darah dan menyerap kembali gula yang masih diperlukan tubuh.
Lambat laun, ginjal akan kesulitan menyaring darah sehingga gula ikut keluar bersama urine. Gula dalam urine menarik lebih banyak cairan sehingga urine yang terbentuk pun lebih banyak. Akibatnya, Anda lebih sering kencing dan rentan mengalami dehidrasi.
Gangguan kelenjar prostat
Beberapa penyakit pada kelenjar prostat dapat menyebabkan pembengkakan. Prostat yang membengkak lama-kelamaan akan menekan uretra (saluran yang menyalurkan kencing ke luar tubuh) dan menghambat aliran urine.
Urine yang terjebak dapat memicu iritasi pada uretra dan kandung kemih. Akibatnya, kandung kemih lebih sering berkontraksi walaupun baru ada sedikit urine di dalamnya. Inilah yang kemudian menjadi penyebab sering buang air kecil.
Minum Air Putih Berlebihan
Selama hamil, Mama dianjurkan untuk tetap terhidrasi dengan baik, apalagi jika mengalami mual muntah dan tidak dapat mentoleransi banyak makanan.
Agar tubuh terhindar dari dehidrasi, Mama perlu minum air putih. Namun, semakin banyak minum, tentu hal ini dapat menyebabkan ibu hamil sering buang air kecil.
Artikel Lainnya: Penyebab Urine Bau Saat Masa Kehamilan
Apa penyebab sering buang air kecil?
Frekuensi buang air kecil saat hamil bisa berfluktuasi tergantung usia kehamilan. Berikut beberapa kemungkinan penyebab mengapa ibu hamil sering buang air kecil selama kehamilan di setiap trimester:
Lebih sering buang air kecil seringkali merupakan salah satu gejala awal kehamilan. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang merupakan salah satu hormon kehamilan yang dapat meningkatkan produksi urin disertai dengan peningkatan ukuran rahim.
Pada kehamilan trimester kedua, frekuensi buang air kecil ibu hamil mungkin akan berkurang dan mungkin tidak sebanyak pada trimester pertama. Hal ini disebabkan oleh perubahan ukuran dan posisi rahim relatif terhadap kandung kemih.
Namun, beberapa ibu hamil mungkin masih sering buang air kecil selama kehamilan trimester kedua. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa cemas atau stres saat hamil.
Pada tiga bulan terakhir kehamilan, sering buang air kecil akan muncul kembali bahkan mungkin bertambah parah sehingga mengganggu tidur ibu hamil. Memang ukuran janin semakin besar dan letaknya yang berada di bawah panggul sehingga memberikan tekanan lebih besar pada kandung kemih.
Pe Buang Air Kecil pada Ibu Hamil Berdasarkan Trimester
Disampaikan dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, secara umum, kehamilan trimester pertama dan trimester ketiga akan membuat ibu hamil sering buang air kecil.
Gejala ini akan mereda di pertengahan kehamilan dan kembali muncul menjelang persalinan. Berikut peningkatan buang air kecil berdasarkan trimester:
Pada trimester pertama, rahim yang terletak di belakang kandung kemih mulai membesar. Kandung kemih pun akan mengalami penekanan, sehingga tidak dapat menyimpan urine dalam jumlah banyak.
“Selain itu, jumlah darah yang bersirkulasi dalam tubuh ibu meningkat pesat dibandingkan saat sebelum hamil. Akibatnya, ginjal akan bekerja keras menyaring darah tersebut, dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui urine,” jelas Dokter. Resthie.
Pada trimester kedua, keluhan sering buang air kecil sudah tidak dirasakan. Pasalnya, rahim membesar dan posisinya naik ke rongga perut, sehingga tidak menekan kandung kemih.
Oleh karenanya, trimester kedua sering kali menjadi waktu istirahat terbaik bagi Mama yang sebelumnya sering ke kamar mandi.
Artikel Lainnya: Kencing Berbusa saat Hamil? Waspadai Preeklampsia
Keluhan sering buang air kecil akan kembali di trimester ketiga. Menurut dr. Resthie, posisi rahim mulai turun ke rongga panggul sehingga menyebabkan adanya tekanan pada kandung kemih. Akibatnya, Mama jadi lebih sering berkemih.
Lahirnya si kecil tentu akan mengurangi tekanan dari kandung kemih, sehingga frekuensi buang air kecil bisa mulai menurun. Akan tetapi, tubuh ibu hamil perlu waktu untuk pulih sekitar 8 hingga 12 minggu sampai sistem saluran kemih kembali normal seperti sebelum hamil.
Artikel Lainnya: 7 Cara Efektif Mengatasi Sering Kencing pada Ibu Hamil
Buang air kecil merupakan proses alami tubuh untuk membuang cairan berlebih, racun, dan zat sisa metabolisme dari dalam tubuh. Namun, Anda perlu waspada jika merasa ingin buang air kecil terus. Hal ini bisa jadi menandakan adanya kondisi medis tertentu yang Anda alami.
Dalam kondisi normal, seseorang bisa buang air kecil sekitar 6–8 kali sehari. Namun, seseorang bisa lebih sering buang air kecil apabila ia minum banyak air putih atau mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi.
Selain itu, konsumsi makanan tertentu, seperti makanan yang asam, makanan pedas, coklat, dan makanan yang terlalu asin atau banyak mengandung garam, juga dapat menyebabkan seseorang merasa ingin buang air kecil terus.
Walau demikian, terlepas dari beberapa penyebab di atas, terkadang seseorang juga bisa merasa ingin buang air kecil terus karena penyakit atau kondisi medis tertentu.
Ketahui 7 Faktor yang Memicu Buang Air Kecil Terus
Ada beberapa penyakit atau kondisi yang dapat membuat seseorang ingin buang air kecil terus, di antaranya:
Buang air kecil terus-menerus sering kali disebabkan oleh infeksi saluran kemih. Kondisi ini lebih sering terjadi pada para wanita, namun pria juga bisa mengalaminya.
Selain merasa ingin buang air kecil terus, infeksi saluran kemih juga dapat menyebabkan gejala-gejala lain, seperti nyeri atau perih ketika buang air kecil (anyang-anyangan), urine berbau menyengat, sakit perut, buang air kecil berdarah, dan demam.
Kandung kemih yang terlalu aktif atau overactive bladder (OAB) juga menjadi salah satu kondisi yang sering menyebabkan penderitanya buang air kecil terus-menerus. Kondisi ini umumnya ditandai dengan keinginan buang air yang tak tertahankan.
Terlalu aktifnya kandung kemih dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti gangguan pada otot atau saraf di saluran dan kandung kemih akibat cedera atau penyakit tertentu, misalnya diabetes dan stroke. Selain itu, OAB juga bisa disebabkan oleh kelebihan berat badan yang membuat kandung kemih tertekan.
Pada wanita, kandung kemih yang terlalu aktif dan menyebabkan sering buang air kecil terus juga bisa terjadi akibat berkurangnya hormon estrogen ketika menopause.
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat menahan buang air kecil dan urinenya bisa keluar sewaktu-waktu. Orang yang menderita inkontinensia urine bisa menjadi sering mengompol secara tiba-tiba atau ketika ia batuk, bersin, serta mengangkat beban berat.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari penuaan, lemahnya otot kandung kemih, masalah pada prostat, hingga gangguan saraf yang mengatur proses buang air kecil, misalnya akibat stroke, penyakit Parkinson, dan cedera saraf tulang belakang.
Selain itu, inkontinensia urine juga bisa terjadi akibat bertambahnya jumlah urine yang diproduksi oleh tubuh.
Bagi ibu hamil, buang air kecil terus-menerus merupakan hal yang sering terjadi. Pasalnya, perubahan hormon selama kehamilan dapat meningkatkan produksi urine di dalam tubuh, sehingga membuat kandung kemih lebih cepat penuh.
Selain karena hormon kehamilan, ukuran rahim yang semakin besar seiring perkembangan janin juga dapat memberikan tekanan tambahan pada kandung kemih, sehingga menimbulkan keinginan untuk sering buang air kecil.
Selama hamil, dokter mungkin akan menyarankan ibu hamil untuk melakukan senam Kegel guna mencegah inkontinensia urine. Keinginan untuk buang air kecil terus-menerus ini biasanya akan hilang setelah melahirkan.
Pada pria, keinginan untuk buang air kecil terus dapat menjadi pertanda adanya masalah pada kelenjar prostat, misalnya pembesaran kelenjar prostat (BPH). Ketika kelenjar prostat membesar, hal tersebut bisa menyebabkan tekanan pada saluran kemih, sehingga penderitanya merasa ingin buang air kecil terus.
Pembesaran prostat biasanya juga disertai dengan sejumlah gejala lain, seperti buang air kecil terasa tidak tuntas, perlu mengejan saat buang air kecil, nyeri saat berkemih, buang air kecil berdarah, urine tidak keluar seluruhnya, aliran urine lemah, serta urine banyak menetes ketika selesai buang air kecil.
Ada berbagai macam obat-obatan yang dapat menyebabkan efek samping buang air kecil terus-menerus, yaitu:
Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah hormon stres ketika seseorang merasa stres, gelisah, atau cemas berlebihan, dapat membuat sistem sarafnya terganggu. Hal ini turut berdampak pada gangguan proses berkemih dan membuat orang yang sering mengalami stres dan cemas menjadi lebih sering buang air kecil.
Di luar beberapa penyakit dan kondisi di atas, masih ada banyak hal lain yang dapat menyebabkan Anda buang air kecil terus, antara lain diabetes yang tidak diobati, efek gula darah tinggi, infeksi pada kandung kemih (cystitis), efek samping terapi radiasi, serta riwayat operasi pada saluran atau kandung kemih.
Jika disebabkan oleh banyak minum air putih atau konsumsi minuman yang mengandung kafein, biasanya keluhan sering buang air kecil akan mereda sendiri dan tidak perlu dikhawatirkan.
Untuk meredakan keluhan ingin buang air kecil terus, Anda dapat mencoba mengurangi konsumsi minuman berkafein, membatasi jumlah air putih yang diminum sebelum tidur, meredakan stres, dan melakukan latihan otot panggul atau senam Kegel.
Namun, jika Anda merasa sering buang air kecil terus dan tidak jelas apa penyebabnya, lebih baik periksakan keluhan tersebut ke dokter.
Anda juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter juga merasa ingin buang air kecil terus yang disertai gejala lain, seperti terdapat darah di urine, urine berwana gelap seperti teh, nyeri saat berkemih, perut bagian bawah terasa sakit, atau demam.
Hal ini karena keluhan sering buang air kecil yang disertai beberapa gejala di atas kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang perlu diobati oleh dokter.
Sering buang air kecil bisa disebabkan terlalu banyak minum ataupun karena kondisi medis tertentu yang tidak boleh disepelekan. Normalnya, buang air kecil dalam sehari adalah 4-8 kali atau sebanyak 1-1,8 liter. Namun, sebagian orang bisa buang air kecil melebihi frekuensi tersebut, bahkan perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil.
Terlalu banyak minum air atau minum mendekati jam tidur bisa membuat kita sering buang air kecil, bahkan sampai terbangun di malam hari. Namun jika Anda sering buang air kecil padahal hanya minum sedikit, perhatikan apakah ada gejala lain yang mungkin Anda rasakan.
Waspadai Kondisi Medis Penyebab Sering Buang Air Kecil
Buang air kecil melebihi frekuensi normal untuk waktu yang lama dapat mengindikasikan berbagai kondisi medis tertentu.
Berikut adalah beberapa kondisi yang menyebabkan seringnya buang air kecil, serta gejala lain yang mungkin menyertai.
Rasa ingin selalu buang air kecil yang tidak dapat ditahan, diiringi demam, dan rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian bawah, dapat menjadi pertanda infeksi saluran kemih.
Biasanya diperlukan pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah ada senyawa abnormal dalam urine. Selain itu, mungkin juga dilakukan tes lainnya seperti tes pencitraan, tes neurologis, serta tes urodinamik. Tes pencitraan seperti USG bertujuan untuk menampilkan gambar dari dalam tubuh. Tes neurologis bertujuan untuk memeriksa apakah ada gangguan saraf. Sedangkan tes urodinamik berguna untuk memeriksa seberapa baik keadaan kandung kemih, sfingter, dan uretra.
Penanganan Kondisi Sering Buang Air Kecil
Pengobatan untuk kondisi sering buang air kecil tergantung dari penyebabnya. Bila dikarenakan oleh infeksi, dokter akan memberikan antibiotik. Bila diabetes yang merupakan penyebab, maka penanganannya adalah mengontrol gula darah. Sedangkan untuk kondisi kandung kemih yang terlalu aktif (overactive bladder) dapat dibantu dengan langkah-langkah berikut:
Jika Anda mencurigai seringnya buang air kecil yang dialami disebabkan oleh kondisi medis tertentu, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Terlebih lagi, ketika terdapat darah pada urine atau urine berwarna keruh.
Sumber : Alodokter.com
Beranda » BLOG » Program Hamil » Sering Buang Air Kecil Tanda Hamil?
Terlalu banyak minum air
Air putih penting bagi kesehatan, tapi terlalu banyak minum justru akan membuat Anda lebih sering buang air kecil. Ini disebabkan karena ginjal berusaha mengeluarkan cairan berlebih untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Guna memenuhi kebutuhan cairan tubuh, minumlah sedikitnya delapan gelas air putih dalam sehari. Tidak perlu cemas kekurangan cairan, sebab Anda dapat menambah asupan cairan dari makanan berkuah, sayuran, dan buah-buahan.